Cara Menangani Anak Autis
Cara Menangani Anak Autis - Untuk menutup tulisan malam ini saya akan membagikan tulisan saya beberapa hari yang lalu tentang cara mengtasi anak autis. Autis,
ketika kita mendengar kata ini mungkin yang terbayang adalah ketakutan apabila
kita memiliki anggota keluarga yang mengalami autism. Sebenarnya apa itu autis?
dan bagaimana membantu pengidap autis?
Autis
adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya
gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi
dan interaksi sosial(Judarwanto, 2006). Menurut McCandles (2003) menyatakan
bahwa autis merupakan bawaan genetik yang tidak dapat disembuhkan dan ada pula
anggapan apabila autis disebabkan ketidakcintaan ibu kepada anak baik sebelum
bayi dilahirkan atau setelahnya.
autis dapat
dilihat gejalanya biasanya sebelum usia 3 tahun dengan melihat bagaimana anak
pada usia tersebut melakukan kontak mata dan merespon lingkungannya. Anak yang
mengalami autis akan mengalami gangguan ketidakmampuan berinteraksi dengan
orang lain, tertunda dalam memahami dan mengerti bahasa, echolalia (meniru),
mutism(tidak mampu berbicara), pembalikan kalimat dan kata, ada aktivitas
bermain yang repetitif dan stereotipik, rute ingatan yang kuat, dan keinginan
obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungannya, rasa takut
akan perubahan, kontak mata yang buruk, lebih menyukai gambar dan benda mati
(Kaplan dkk, 1994).
Menurut
Schopler dalam Berkell (1992) autisme dapat diklasifikasikan setelah dokter
melakukan diagnosis. klasifikasi ini dapat diberikan melalui Childhood
Autism Rating Scale (CARS). Skal a ini menilai derajat kemampuan anak untuk
berinteraksi dengan orang lain, melakukan imitasi, memberi respon emosi,
penggunaan tubuh dan objek, adaptasi terhadap perubahan, memberikan respon
visual, pendengaran, pengecap, penciuman dan sentuhan. selain itu, Childhood
Autism Rating Scale menilai derajat kemampuan anak dalam perilaku takut/gelisah
melakukan komunikasi verbal dan non verbal, aktivitas, konsistensi respon
intelektual serta penampilan menyeluruh.
Anak-anak
Autis biasanya mengalami kesulitan dalam mencerna beberapa jenis makanan.
Mereka mengalami ketidakcocokan terhadap makanan yang dikonsumsi. Mereka sering
mengalami ganngguan pencernaan seperti alergi atau menjadi lebih agresif,
cengeng, dan lekas marah setelah mengonsumsi jenis makanan tertentu. Perhatian
khusus orangtua dalam menangani masalah metabolisme ini sangat diperlukan.
Gangguan
pada otak memang tidak dapat disembuhkan akan tetapi dapat ditanggulangi dengan
melakukan terapi secara intensif dan terpadu. Tujuan dari terapi adalah supaya
anak dapat bergaul secara normal dan tumbuh sebagai orang dewasa yang sehat dan
mampu berkarya serta membina keluarga. Peran keluarga sangat penting didalam
proses penyembuhan ini.
Ada
beberapa jenis terapi yang digunakan untuk penanganan anak autis antara lain:
a. Terapi medikamentosa
adalah terapi dengan obat-obatan yang bertujuan memperbaiki komunikasi,
memperbaiki respon terhadap lingkungan, dan menghilangkan perilaku aneh serta
diulang-ulang. (Widyawati dkk, 2003)
b. terapi
biomedis adalah terapi bertujuan memperbaiki metabolisme tubuh melaluidiet dan
pemberian suplemen makanan.
c. terapi
wicara adalah terapi untuk membantu melancarkan otot-otot mulut sehingga
membantu anak berbicara lebih baik (Suryana, 2004).
d. terapi
perilaku adalah metode untuk membantu perilaku positif pada anak autis yaitu
terapi ABA (Applied Behavior Analysis)
e. Terapi
Okupasi adalah terapi untuk melatih motorik halus anak autis.
f. Terapi
bermain adalah proses terapi psikologik pada anak dengan menggunakan alat atau
mainan kesukaan anak.
g. Terapi
sensory integration adalah pengorganisasian informasi menggunakan indera(indra)
yang dimiliki anak autis untuk menghasilkan respon yang bermakna.
h. Terapi
Auditory integration adalah terapi agar anak dapat mendengar lebih sempurna.
Orang tua
memiliki peranan penting bagi setiap keberhasilan terapi yang dilakukan oleh
anak autis. Orang tua perlu melakukan pengawasan, pemberian contoh yang baik
dan pendekatan pribadi. Orangtua diharapkan memahami keadaan anak apa adanya,
mengupayakan alternatif penanganan sesuai kebutuhan anak dan yang paling
penting adalah orang tua harus bisa menerima keadaan anak. Supaya anak autis
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta dapat hidup layaknya anak normal
maka kedua orangtua harus memiliki komitmen, visi yang sama, rasa kasih sayang,
memberikan dorongan yang positif dan produktif, kesediaan meminta maaf dan
memaafkan, serta memberikan penghargaan tanpa syarat.
Berikut ini
teknik untuk mengajari anak-anak autis:
1. Tidak
melakukan pergantian jadwal, ini dikarenakan anak autis lebih menyukai
rutinitas serta pengulangan.
2. Memilih
gaya belajar tertentu yang disukai anak autis. Anak autis biasanya lebih
menyukai gaya belajar visual.
3.
Menggunakan bahasa yang sederhana sebab anak autis mengalami kebingungan
menerima informasu yang panjang.
4.
Menggunakan objek yang menarik saat belajar, misalkan mainan kesukaan anak.
5. Anak
autis biasanya lemah dalam hal motorik oleh karenanya untuk menangani masalah
menulis maka dapat menggunakan komputer sehingga anak dapat mengetik.
6.
Mengenali bakat anak, sehingga bakat tersebut dapat diproses sebagai
keterampilan anak untuk kehidupan masa mendatang mereka.
Semoga tulisan yang berjudul cara Menangani anak autis malam ini bisa bermanfaat buat sahabat semua.