Cara Mengtasi Budaya Moncontek Dikalangan Pelajar
By
Herawati
—
Monday, December 9, 2013
—
Menjadi Guru Profesional
Cara Mengtasi Budaya Moncontek Dikalangan Pelajar - Budaya mencontek adalah salah satu kebiasan yang tertanam rapi sampaisekarang.Menyontek dijadikan salah satu kebiasaan ketika ulangan berlangsung
bahkan ketika ujian Nasional dilaksanakan.Dalam beberapa kasus budaya menyontek
ini didukung oleh para Guru.
Ujian Nasional( UN ) adalah salah satu barometer yang mengutakan jika budaya
menyontek ini sampai sekarang terus menjamur, dan jika diperbolehkan menyontek
lalu buat apa kita susah payah sekolah selama bertahun-tahun mengeluarkan biaya
yang mahal akan tetapi ujian saja tidak bisa mengerjakan sendiri.
Kondisi ini tidak bisa dipandang sebelah mata, kasus Guru yang membantu para
siswanya menyontek juga lahir dari kesadaran mereka akan kesenjangan dunia
pendidikan yang semakin hari susah untuk diatasi. Bayangkan saja, soal Ujian
nasional di semua daerah di Indonesia disamakan sedangakn kualitas mutu dan
tenaga pendidik serta fasilitas yang menunjang proses pembelajaran tidak sama.
Tentu saja ini akan menimbulkan sebuah perbedaan kualitas peserta didik yang ada
di Kota dan di Desa.
Untuk membenahi atau mengatasi budaya menyontek ini jalan satu-satunya adalah
pemerataan pendidikan baik dari segi kualitas dan kuantitas.Fasilitas harus
disamakan, kualitas guru harus ditingkatkan, bagaiamana bisa meningkatkan prestasi
siswa jika fasilitas dan Guru yang mengajar begitu- begitu saja.
Dalam ulasan ini kami akan menjabarkan beberapa langkan penunjang selainl
angkah yang paling dasar yang sudah kami tuliskan diatas.
Cara Mengtasi Budaya Monyontek Dikalangan Pelajar Cara Mengtasi Budaya Moncontek |
1. Meningkatkan displin belajar
Disiplin belajar adalah salah satu upaya seorang Guru dalam mengontrol siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung bahkan sampai hari ujian tiba. Guru seharusnya memiliki komitmen untuk bersikap tegas dalam ketika mengajar semua materi sudah disampaikan dan 90% siswa memahami 100% materi yang disampaikan.
Disiplin belajar adalah salah satu upaya seorang Guru dalam mengontrol siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung bahkan sampai hari ujian tiba. Guru seharusnya memiliki komitmen untuk bersikap tegas dalam ketika mengajar semua materi sudah disampaikan dan 90% siswa memahami 100% materi yang disampaikan.
2. Pemberian hukuman
Dalam proses belajar pemberian reward and Punishment sangatlah penting
dilakukan. Guru harus bisa kapan dia memberikan hadiah sebagai penyemangat
para murid dan kapan dia harus menjatuhkan hukuman untuk menimbulkan efek jera
pada kelakuan sisawa yang dianggap kurang pantas seperti menyontek ketika ujian
berlangsung.
3. Memaksimalkan kontrak belajar
Seharusnya kontrak belajar dijadikan senjata atau payung hukum oleh Guru kita.
Kontrak belajar merupakan prosedur atau rules yang harus dijalani selama proses
belajar sampai pembagian raport dilaksanakan. Sisipkan dalam kontrak anda jika
ada siswa yang menyontek ketika proses ujian berlangsung maka siswa tersebut
harus dikeluarkan. Terkadang mendidik butuh pemkasaan yang membuat siswa
terpkasa dan mulai terbisa.
4. Bekerjasama dengan murid anda
Inila hcara yang paling ampuh menurut saya. Caranya sederhana, anda tinggal
membuat pengumuman jika ada sisawa yang melihat temanya menyontek dan
melaporkan ke Guru beserta barang buktinya maka siswa yang melaporkan
diberikann ilai 90 tanpa harus mengikuti ujian. Tentu saja ini hanya
berlangsung ketika ujian harian, mid smester saja.
5. Merombak budaya atau kultur sekolah.
Pada dasarnya jika kita ingin menghentikan budaya menyontek sebuah cara
untuk mengahdapinya. Kultur sekolah yang dipegang kendalinya oleh kepala
sekolah dan warga sekolah seharusnya bisa menjadi senjata ampuh dalam merubah
budaya menyontekini. Sikap disiplin dan rasa tanggung jawab seharusnya juga
menjadi budaya dalam sekolah bukan hanya menjadi materi pidato setiap upacar
berlangsung.
Sekian dulu bahasan kita tentang Cara Mengtasi Budaya Monyontek Dikalangan
Pelajar. Semoga cara ini bisa menjadi acuan sederhana bagi kita sebagai calon
pendidik dan yang sudah lama menjadi Guru.